
oleh Prof. Dr. Desnita (dosen Fisika)
(disarikan dari Ceramah Subuh Mubarak UNP Jumat, 20 Juni 2025)
Ibadah haji menuntut pengorbanan besar, baik dari segi materi maupun fisik. Oleh karena itu, seluruh ritual ibadah haji harus didasari oleh keikhlasan karena Allah.
- Pengorbanan Biaya yang Besar: Harta yang dibelanjakan untuk ibadah haji akan dibalas Allah berlipat ganda. Sebagai contoh, Hotel Zam-zam Tower adalah wakaf Raja Arab Saudi, yang keuntungannya digunakan untuk membiayai seluruh kebutuhan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Ini menunjukkan bagaimana pengorbanan harta di jalan Allah dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi umat.
- Pengorbanan Tenaga yang Kuat: Ritual Sa’i membutuhkan tenaga yang besar, dan ini berkaitan erat dengan kisah perjalanan Siti Hajar. Saat itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan istri dan anaknya, Ismail, di lembah yang tandus (sekarang dikenal sebagai Makkah). Karena ini adalah perintah Allah, Hajar ikhlas dan yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka. Pesan dari Allah dalam Sa’i adalah manifestasi rezeki, yaitu Air Zam-zam yang memancar dari hentakan kaki Ismail, setelah Hajar lelah bolak-balik tujuh kali mencari air dari Bukit Safa ke Marwah. Air Zam-zam melimpah ruah hingga kini, dan banyak orang merasakan berkahnya. Siapa pun yang melaksanakan Sa’i dengan ikhlas, insyaallah akan diberkahi rezekinya. Meskipun berat, keinginan umat Islam untuk tawaf dan mencium Hajar Aswad tidak pernah surut.
- Wukuf di Arafah: Inti Ibadah Haji: Ibadah inti dalam haji adalah Wukuf di Arafah. Doa adalah amalan utama saat wukuf, karena di sinilah doa paling mungkin dikabulkan oleh Allah. Waktu yang paling afdal untuk berdoa adalah antara waktu Zuhur dan Asar. Manfaatkanlah waktu mustajab ini untuk mendoakan orang-orang yang kita sayangi. Hikmahnya, ketika kita berjauhan dengan anak-anak, kita senantiasa mengingat dan mendoakan mereka kepada Allah, dan insyaallah doa tersebut akan dikabulkan.

0 Comments