Penulis: Drs. Rusydi Rusyid. MA (Kimia FMIPA)
Berapa kali kita membaca ayat ini dalam satu hari satu malam? Tentu banyak sekali. Hitung saja dalam shalat wajib, shalat sunnah, dan doa.
Ayat 6 Surat Al-Fatihah, ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيۡمَ “Ihdinash shiratal mustaqim”, artinya “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.” Jalan lurus dalam ayat ini merujuk pada jalan yang benar, sesuai dengan syariat Islam, dan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Seseorang yang menempuh jalan benar dalam hidupnya berarti ia telah mendapatkan hidayah atau petunjuk atau bimbingan Allah. Orang yang menerima hidayah dapat mengubah musibah menjadi anugerah, bukan musibah menjadi azab. Sungguh, bahagia orang yang menerima hidayah.
Apakah kita telah menerima hidayah? Hanya Allah yang Maha Tahu. Namun, kita dapat merasakan tanda-tanda hidayah telah menghampiri kita. Apa saja tanda-tanda tersebut?
Dalam tulisan ini, khusus dikemukakan tanda-tanda diperolehnya hidayah dalam kehidupan sosial sebagaimana ajaran Islam. Lakukanlah “self-evaluation” (muhasabah), antara lain sebagai berikut.
- Hilangnya sifat dengki atau iri.
- Hilangnya sifat ego.
- Hilangnya akhlak buruk seperti fitnah, gunjing, ghibah, caci-maki, hasut, melecehkan sesama.
- Menyampaikan kebenaran secara beradab/sopan-santun.
- Merasa senang membantu orang lain tanpa pamrih.
- Merasa senang berbuat kebaikan tanpa mengharapkan balasan.
- Merasa damai dan bahagia dalam menjalani hidup.
Mudahkah mendapatkan hidayah itu? Hanya Allah yang Maha Tahu. Tetapi, manusia:
- Wajib berikhtiar (QS Al-Jumu’ah [62]: 10 & Asy-Syarh [94]: 7).
- Dilarang putus asa (QS Az-Zumar [39]: 53).
- Takdir di tangan Allah (QS Al-Qamar [54]: 49).
Abu Bakar, Umar bin Khattab adalah contoh-contoh hamba-Nya yang telah menerima hidayah (dari kafir menjadi taat).
Begitulah pentingnya menimba ilmu secara terus-menerus. Bersainglah dalam kebaikan, agar kita dapat meraih hidayah Allah.
0 Comments