Penulis: Drs. Rusydi Rusyid. MA (Kimia FMIPA)

Allah Ta’ala berfirman:

“فَإِنَّهُنَّ عَدُوٌّ لَكُمْ فَاتَّخِذُوهُنَّ عَدُوًّا ۖ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ إِلَىٰ أَنْ يَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ” (QS. Al-Fath: 6)

“فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ” (QS. Al-Baqarah: 208)

Artinya:

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuhmu. Sesungguhnya setan hanya mengajak golongannya kepada kehinaan dan kemurkaan.” (QS. Al-Fath: 6)

“Dan setan akan selalu membisikkan kepada mereka agar mereka melampaui batas dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan orang-orang yang berpenyakit hatinya, Allah tambahkan penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah: 208)

Setan sangat licik memperdaya manusia ke arah kemungkaran. Hanya manusia yang kuat imannya yang dapat menghindar dari tipu daya setan. Sementara orang yang lemah imannya tidak merasakan bahwa setan telah menggerogoti tubuhnya.

Setan dengan licik datang menggoda manusia dari segala penjuru. Namun, manusia tidak merasakannya. Manusia malah memupuk godaan tersebut.

Allah telah mengajarkan umat-Nya tentang bagaimana liciknya setan dengan dikeluarkannya Adam dan Hawa ke bumi dari surga karena memakan buah khuldi yang dilarang Allah.

Berikut adalah beberapa contoh perilaku manusia yang menjadi pintu masuk setan:

  • Ketika datang berita sedih, manusia bukannya berusaha sabar, justru kecewa berlarut-larut sambil berucap, “Malangnyo nasib den.”
  • Ketika datang berita gembira, manusia bukannya bersyukur, tetapi penuh euforia.
  • Ketika mendengar nasehat, manusia bukannya berterima kasih, justru emosi, membela diri, dan berdalih.
  • Ketika lawan bicara merasa terpojok, manusia bukannya minta maaf, justru betepuk dada, “Aden pulo nan dilawan.”
  • Ketika orang yang tidak disukai ditimpa masalah, manusia jangankan mendoakan untuknya, justru, “Rasain dek ang.”
  • Ketika manusia pernah menolong seseorang, dan orang itu sukses di kemudian hari, manusia bukannya tawaduk, justru melintas ungkapan, “Kalau ndak dek den.”
  • Ketika manusia beribadah/beramal, manusia bukannya semakin tunduk kepada Allah, justru manusia ingin disaksikan ia sedang beribadah/beramal.
  • Ketika manusia lolos dari hukuman setelah jelas-jelas melanggar aturan, manusia bercerita sana-sini betapa hebatnya ia.

Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad Shayim mengemukakan bahwa di antara banyak pintu masuk setan ke tubuh manusia salah satunya ialah sifat BAKHIL.

Bakhil dalam arti sempit ialah pelit atau kikir harta. Dalam arti yang luas, bakhil ialah orang yang merasa dirinya tidak perlu pertolongan Allah (QS. Al-Lail: 92). Bakhil terakhir inilah yang dibicarakan dalam tulisan ini (bukan bakhil harta).

Artinya:

“Dan orang-orang yang kafir kepada Rabb mereka dan ingkar kepada hari pertemuan (hari kiamat), maka bagi mereka neraka Jahannam; itulah tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al-Lail: 92)

Bila sifat bakhil telah menggerogoti tubuh manusia, maka muncullah, antara lain:

  • Merasa ilmu agama sudah cukup
  • Tidak tergerak hatinya lagi belajar agama
  • Tertutup hatinya menerima nasehat-nasehat agama
  • **Sederet tanda lagi yang pada intinya, si bakhil merasa tidak perlu pertolongan Allah atau si bakhil merasa dirinya selalu benar, sudah sempurna

Beberapa cara mengatasi sifat bakhil, antara lain:

Fasihkan lidah dengan kalimat thayyib
Jauhkan lidah dari ucapan-ucapan tidak berguna
Manfaatkan nikmat (akal, mata, tangan, kaki, telinga, hidung, kesehatan, kesempatan/waktu) dengan benar
Berkontribusi moral dan ilmu dalam kehidupan
Berterima kasih (tergugah) terhadap nasehat
Hargailah ilmu/nasehat
Jauhi sifat pelit untuk mendoakan lawan/kawan


Demikianlah, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari tipu daya setan.


0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *