SUDAH SEBERAPA DALAM-KAH SYAHADAT KITA?

SUDAH SEBERAPA DALAM-KAH SYAHADAT KITA?

(Disarikan dari Tausiyah Subuh)

Oleh: Rusydi Rusyid

Allah berfirman dalam QS Ali Imran [3]: 18:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Artinya:

Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah (Rabb) yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan,

Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Syahadat sinonim Indonesianya kesaksian. Dalam hal ini adalah kesaksian iman. Ada dua bentuk syahadat, yaitu SYAHADAT TAUHID & SYAHADAT RASUL. Syahadat merupakan Rukun Islam pertama dari lima Rukun Islam.

Berapa kali umat Islam/muslim bersyahadat sehari semalam? Ada 33 kali dalam shalat wajib (17 kali dalam tahiyat akhir & 16 kali dalam tahiyat awal). Dan begitu banyak umat Islam/muslim bersyahadat dalam shalat sunnah, zikir dan doa. Tambah lagi, bila dihitung dari memaknai syahadat saat mendengar panggilan Allah, yaitu adzan dan iqomah.

Pertanyaannya:

1. Seberapa dalamkah kita mengamalkan hakekat/kandungan/makna syahadat itu?
2. Mungkinkah kita bakhil dalam mempelajari ilmu agama?
3. Mungkinkah kita bakhil untuk menjadi orang yang berakhlak mulia?
4. Mungkinkah waktu kita (sebagai nikmat Allah) TERBUANG PERCUMA?
5. Seberapa dalamkah hati kita tergetar mendengar suara adzan?
6. Seberapa efisienkah waktu dimanfaatkan untuk hal-hal yang bernilai ibadah?
7. Seberapa sungguh-kah kita mengikis akhlak buruk dalam diri kita masing-masing?

Semuanya berpulang kepada diri masing-masing. Wallahu’alam.

Dalam hal bagaimana mengamalkan syahadat dengan baik/benar dan sempurna, tidak ada jalan lain:

Selagi nikmat/rezeki umur kalender masih diberi Allah:

BELAJARLAH, BELAJARLAH, BELAJARLAH

Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi

Belajar akan lebih sempurna melalui membaca, berguru, bertanya. Jika mungkin menulis dan berbagi. Serta terus mengamalkan ilmu-ilmu yang diperoleh.

Fastabiqul khairat.