Drs. H. Rusydi Rusyid, MA (Kimia FMIPA)!
Mencari Pemimpin Ideal
Dalam memilih pemimpin, kriteria “shaleh” kerap menjadi yang utama. Namun, bagaimana kita mengetahui seseorang benar-benar shaleh? Dan seperti apa kriteria ideal seorang pemimpin yang shaleh?
Pemahaman tentang Shaleh
Shaleh secara umum berarti orang yang sungguh-sungguh dalam beribadah, suci hatinya, serta beriman dan bertakwa. Mereka berprinsip mencari ilmu sepanjang hayat dan senantiasa meningkatkan kualitas ibadah, zikir, dan syukur. Waktu mereka dimanfaatkan untuk beribadah dan beramal shaleh.
Menilai Keshalehan
Namun, menilai keshalehan seseorang bukanlah hal mudah. Manusia tidak memiliki instrumen valid untuk mengetahui pasti isi hati orang lain. Al-Quran dalam Surat Al-Hujurat [49]: 13 justru memerintahkan kita untuk berbaik sangka kepada siapa saja.
Meski begitu, berbaik sangka bukan berarti menutup kewaspadaan. Allah Maha Mengetahui siapa diri kita sebenarnya. Ada yang mungkin tidak tahu jati diri mereka sendiri, namun merasa paling baik dan benar.
Ciri-ciri Pemimpin Shaleh
Meskipun secara lahiriah seseorang terlihat baik, belum tentu ia shaleh. Sebaliknya, orang shaleh pastilah orang baik.
Keshalehan sendiri dapat dipisahkan menjadi:
- Keshalehan individu: Fokus pada hubungan pribadi dengan Tuhan.
- Keshalehan sosial: Fokus pada kontribusi dan kebaikan kepada masyarakat.
Seseorang mungkin saja shalat, tetapi belum tentu shalatnya khusyuk sehingga tidak terlihat dalam perilaku dan adab sehari-hari.
Contoh Peringatan
Sejarah Islam mengajarkan beberapa contoh yang patut direnungkan:
- Snouck Hurgronje: Ia mendalami Islam, belajar di Makkah, bahkan memiliki istri orang Makkah. Namun, ia ternyata mata-mata Belanda yang menyusup ke dunia Islam.
- Abu Thalib: Paman Rasulullah yang begitu menyayangi beliau dan dihormati sahabat. Sayangnya, hingga akhir hayatnya ia tidak bersyahadat.
Penetapan Keshalehan Pemimpin
Lalu, siapa yang paling berhak menilai keshalehan pemimpin? Jawabannya: pemimpin yang shaleh pula. Mengapa? Karena penilaian mereka didasari keikhlasan dan demi Allah.
Menyucikan Jiwa dan Bersikap Islami
Mari jagalah hati dan sucikan jiwa agar menjadi hamba yang beruntung (QS As-Syam [91]). Jauhi marah, emosi, serta jangan putuskan silaturahmi. Jika dicap jahat oleh orang lain, jangan bersedih. Teruslah bersikap islami kepada yang jahat, dan jika tidak bisa menasehati, maka menjauhlah sambil mendoakan hidayah untuk mereka (QS Al-Anbiya [21]: 107).
Hubungan Manusia dengan Allah, Sesama, dan Alam
Konsep keimanan dan keshalehan mencakup hubungan kita dengan Allah, sesama manusia, dan makhluk ciptaan Allah lainnya.
Ketidakpastian dan Harapan
Apakah saya orang shaleh? Hanya Allah yang Maha Mengetahui (wallahu’alam). Semoga saya senantiasa mendapat hidayah-Nya yang penuh rahman dan rahim.
Pemilihan Pemimpin Nasional
Dalam masa pemilihan pemimpin nasional, marilah kita memilih “Pemimpin yang Shaleh” dengan kalimat yang baik (bismillahirrahmanirrahim) dan penuh keyakinan (insya Allah).
Semoga bermanfaat!
0 Comments